BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Yang melatar belakangi perang dunia I adalah:
1. Pembunuhan
Pangeran Austria Franz Ferdinand oleh kelompok teroris Serbia, Gavrilo Princip
di Sarajevo
2. Persaingan
merebut daerah sumber bahan baku, penanaman modal, dan daerah pemasaran.
3. Munculnya
persekutuan atau blok persaingan politik antar negara-negara Eropa: Triple
Alliance : Jerman, Austria, Italia, Triple Entante : Inggris, Prancis, Uni
Soviet
Di Eropa abad
ke-19 penjajahan tersebar luas. Kekuatan bangsa Eropa seperti Inggris dan
Prancis telah membangun kekuasaan penjajahan di keempat penjuru dunia. Jerman,
yang telah membangun kesatuan poitiknya lebih lama daripada negara-negara lain,
bekerja keras untuk menjadi pelopor dalam perlombahan ini. Pada awal abad
ke-20, hubungan yang didasarkan pada kepentingan telah membagi Eropa menjadi
dua kutub yang berlawanan. Inggris, Prancis, dan Rusia berada di satu pihak,
dan Jerman beserta Kekaisaran Austria-Hungaria yang diperintah oleh keluarga
Hapsburg asal Jerman berada di pihak lainnya.Ketegangan antara kedua kelompok
ini semakin hari semakin meningkat, hingga akhirnya suatu pembunuhan pada tahun
1914 menjadi pemicu perang. Pangeran Franz Ferdinand, pewaris tahta Kekaisaran
Austria-Hungaria, dibunuh oleh kaum nasionalis Serbia yang berusaha menekan
pengaruh kekaisaran tersebut di daerah Balkan
Dalam kurun
waktu yang amat singkat, hasutan setelah peristiwa ini menyeret seluruh benua
Eropa ke dalam kancah peperangan. Pertama, Austria-Hungaria menyatakan perang
kepada Serbia. Rusia, sekutu abadi bangsa Serbia kemudian menyatakan perang
terhadap Austria-Hungaria.
1.2 Tujuan
Tujuan utama
dari pembuatan makalah ini adalah agar kita dapat mengetahui bagaimana proses
terjadinya Perang Dunia 1 Serta akibat-akibat yang terjadi dalam Perang Dunia
1. Selain itu tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai pemenuhan tugas
akhir yang di berikan oleh dosen Pembimbing. Penulis juga berharap melalu
pembuatan makalah ini kita sebagai sebagai warga negara Indonesia pada umumnya
serta mahasiswa Program Studi Pendidikan Sejarah dapat memahami dan dapat
memahami tentang terjadi perang dunia 1.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Perang
Dunia I
Perang Dunia I (PDI) adalah
sebuah perang global
terpusat di Eropa
yang dimulai pada tanggal 28 Juli 1914 sampai 11 November 1918. Perang ini
sering disebut Perang Dunia atau Perang Besar sejak terjadi
sampai dimulainya Perang Dunia II pada tahun 1939, dan Perang Dunia Pertama atau Perang Dunia
I setelah itu. Perang ini melibatkan semua kekuatan
besar dunia, yang terbagi menjadi dua aliansi bertentangan, yaitu Sekutu (berdasarkan Entente Tiga
yang terdiri dari Britania Raya, Perancis,
dan Rusia)
dan Kekuatan Sentral (terpusat
pada Aliansi Tiga yang terdiri dari Jerman, Austria-Hongaria,
dan, namun saat Austria-Hongaria melakukan serangan sementara persekutuan ini
bersifat defensif, Italia tidak ikut berperang). Kedua aliansi ini melakukan
reorganisasi (Italia berada di pihak Sekutu) dan memperluas diri saat banyak negara
ikut serta dalam perang. Lebih dari 70 juta tentara militer, termasuk 60
juta orang Eropa, dimobilisasi dalam salah satu perang terbesar dalam sejarah.
Lebih dari 9 juta prajurit gugur, terutama akibat
kemajuan teknologi yang meningkatkan tingkat mematikannya suatu senjata tanpa
mempertimbangkan perbaikan perlindungan atau mobilitas. Perang Dunia I adalah konflik
paling mematikan keenam dalam sejarah dunia, sehingga membuka jalan
untuk berbagai perubahan politik seperti revolusi di beberapa negara yang
terlibat
2.2.
Sebab-sebab Perang Dunia 1
1. Sebab- sebab umum Perang Dunia 1
Perang Dunia I terjadi antara
1914-1918. Pada hakikatnya merupakan perang antarnegara yang berada di kawasan
Eropa. Kemudian Perang Dunia I meluas kewilayah sekitarnya. Negara-negara yang
berperang yaitu negara yang berada pada Blok Sekutu dan Blok Sentral. Pada
dasarnya mereka berperang hanya untuk mempertahankan kemashuran. Dan keangkuhan
serta kekuasaan. Sebab-sebab umum perang dunia 1 yaitu :
A. Pertentangan
antara negara-negara di Eropa.
a) Pertengan antara Jerman dan Perancis
Setelah kalah perang pada tahun 1870, Perancis
menjalankan polotik Revanche, Jerman menyadari tentang kemungkinan tindakan
yang mungkin dilakukan oleh Perancis. Oleh karena itu Jerman berusahauntuk
mengisolir Perancis. Usaha Bismarck hampir berhasil akan tetapi Wilhelm II
dapat menggagalkannya, kecuali Tripple Alliantie.
b) Pertentangan antara Jerman dan
Inggris
Inggris sebagai negara yang memiliki armada laut yang
sangat kuat dan di segani di dunia merasa terancam dengan upaya yang sedang
dilakukan oleh Jerman pada saat itu. Pemicu pertentangan antara Jerman dan
Inggris adalah di sebabkan kerena Jerman mengalami kemajuan yang pesat dalam
bidang perindustrian. Sehingga inggris merasa tersaingi. Selain itu, di daratan
Afrika antara Jerman dengan Inggris terjadi perebutan Maroko. Jerman membantu
secara moril bangsa Boer, Asia Kecil. Dan Irak melawan Inggris. Armada laut
Jeman di bangun secara besar-besaran, sehingga Inggris merasa terancam. Keadaan
tersebut semakin meperucingkan hubungan Jerman dengan Inggris.
c) Pertentangan antara Jerman dan Rusia
Pertentangan antara Jerman dan Rusia terjadi karena
Jerman melindungi Turki yang berusaha merintangi Rusia dalam menerobos ke laut
tengah.
d) Pertentangan antara Rusia dengan
Austria
Pertentangan kedua negara ini disebabkan mereka sama-sama
ingin menguasai daerah Balkan. Gerakan Pan-Slavisme Rusia di Balkan dipimpim
oleh Serbia Raya. Pada 1908, Bosnia dan Hezegovina diduduki oleh Austria.
Sehingga menimbulkan kemarahan Serbia.
B. Politik
mencari Kawan
(System of
Alliences).
Ketegangan
antar negara yang berada di kawasan Balkan semakin meruncing. Perancis dan
Jerman sama-sama mencari kawan, sehingga Eropa terbagi menjadi dua blok. Blok
Jerman dengan Tripple Allientie yang terdiri dari Jerman dan Austria. Mereka
mendirikan Tripple Allientie pada 1882. Bolk Perancis dengan Tripple Entente
yang terdiri dari Perancis, Rusia, dan Inggris berdiri pada 1907. Bulgaria
masuk blok Jerman karena merasa kecewa atas Rusia dalamPerang Balkan II pada
1913. Rusia tidak mau membantu Bulgaria adalah sekutu Rusia pada saat itu.
C. Perlombaan Pesenjataan
Perlombaan senjata menjelang meletusnya
Perang Dunia I telah membawa suasana menjadi panas dan tegang. Kedua blok
tersebut saling mencurigai, sehingga setiap negara segera mempersenjatai diri.
Keadaan telah melahirkan Perlombaan Senjat, akibat suasana semakin panas.
2. Sebab Khusus Terjadinya Perang Dunia
I
Pada 1914, tentara Austria mengadakan
latihan perang di Bosnia, Serbia menuntut Bosnia Herzegovina agar menghentikan
latihan perang, karena tentara Australia di Bosnia dianggap sebagai tantangan.
Putra mahkota Austria Frans Ferdinand mengunjungi latihan itu. Namun, pada 28
Juni 1914 ia dibunuh di Sarajevo oleh anggota Serbia Raya adalah Gavrilo
Principe. Kemudian Austrlia mengeluarkan Ultimatum kepada Serbia dan disusul
dengan pernyataan perang pada 28 Juli 1914. Serangan Austria terhadap serbia
ini, dianggap sebagai awal Perang Dunia I. Pada 1 Agustus 1914, Jerman
mengumumkan perang terhadap Rusia dan Perancis. Pernyataan perang ini disusul
dengan penyerbuan Belgia dengan tujuan menduduki Paris secepatnya lalu memusatkan
kekuatan untuk menghancurkan Rusia. Namun, pada 4 Agustus 1914, inggris tampil
membantu Belgia dan Perancis
3. Pihak-Pihak Yang Terlibat Dalam
Perang Dunia I
Dalam Perang
Dunia I, Kekuatan antara dua kubu saling berhadapan, kubu-kubu tersebut dinamakan
Blok, yang terdiri dari Blok Sentral yang diketuai oleh Jerman dan Blok Sekutu
yang diktuai oleh Perancis. Amerika Serikat pada 1917 menggabungkan diri, dan
kedua blok sekutu diambil alih oleh Amerika Serikat. Perhatikan Pihak-pihak
yang terlibat dalam Perang Dunia 1
Anggota blok sentral yang dipimpinoleh Jerman terdiri
dari Jerman, Austria, Turki, dan Bulgaria. Adapun anggota blok sekutu yang
dipimpin oleh Amerika Serikat berjumlah 23 negara, yang terdiri dari Perancis,
Inggris, Rusia, Italia, Amerika Serikat, Serbia, Belgia, Rumania, Yunani,
Portugal, Jepang dan negara-negara Eropa Barat lainnya. Blok sentral
berhadapan dengan blok sekutu untuk memenangkan peperangan yang berlangsung
kurang lebih empat than tersebut. Sekitar 8 juta orang tewas dalam Perang Dunia
I dan berakhir dengan kemenangan Blok sekutu.
Ada beberapa hal yang menyebabkan
kalahnya blok sentral antara lain :
Tidak seimbangnya kekuatan yang saling berhadapan,terjadinya perpecahan didalam blok sentral, dan timbulnya pemberontakan-pemberontakan di negara-negara blok sentral.
Tidak seimbangnya kekuatan yang saling berhadapan,terjadinya perpecahan didalam blok sentral, dan timbulnya pemberontakan-pemberontakan di negara-negara blok sentral.
2.3. Proses Terjadinya Perang Dunia
I
Perang Dunia
menjadi terkenal dengan peperangan parit perindungannya, di mana sejumlah besar
tentara dibatasi geraknya di parit-parit perlindungan dan hanya bisa bergerak
sedikit karena pertahana yang ketat. Ini terjadi khususnya terhadap Front
Barat. Lebih dari 9 juta jiwa meninggal di medan perang, dan hampir sebanyak
itu juga jumlah warga sipil yang meninggal akibat kekurangan makanan,
kelaparan, pembunuhan massal, dan terlibat secara tak sengaja dalam suatu
pertempuran.
Perang parit menjadi strategi utama
Perang Dunia Pertama. Selama beberapa tahun berikutnya, bisa dikatakan para
serdadu hidup dalam parit-parit ini. Kehidupan di sana benar-benar sulit. Para
prajurit hidup dalam ancaman terus-menerus dibom, dan mereka tak henti-hentinya
menghadapi ketakutan dan ketegangan yang luar biasa. Mayat mereka yang telah
tewas terpaksa dibiarkan di tempat-tempat ini, dan para serdadu harus tidur di
samping mayat-mayat tersebut. Bila turun hujan, parit-parit itu dibanjiri
lumpur.
Lebih dari 20
juta serdadu yang bertempur di Perang Dunia I mengalami keadaan yang mengerikan
di dalam parit-parit ini, dan sebagian besar meninggal di sana. Dalam beberapa
minggu setelah dimulai oleh serangan Jerman pada tahun 1914, garis barat perang
ini sebenarnya terpaku di jalan buntu. Para serdadu yang bersembunyi di
parit-parit ini terjebak dalam jarak yang hanya beberapa ratus meter jauhnya
satu sama lain. Setiap serangan yang dilancarkan sebagai upaya mengakhiri
kebuntuan ini malah menelan korban jiwa yang lebih banyak.
1. Strategi
Jerman
Di awal tahun
1916, Jerman mengembangkan rencana baru untuk mendobrak garis barat. Rencana
mereka adalah secara mendadak menyerang kota Verdun, yang dianggap sebagai
kebanggaan orang Prancis. Tujuan penyerangan ini bukanlah memenangkan perang,
melainkan menimbulkan kerugian yang besar di pihak Tentara Prancis sehingga
melemahkan perlawanan mereka. Kepala staf Jerman Falkenhayn memperkirakan bahwa
setiap satu serdadu Jerman saja dapat membunuh tiga orang serdadu Prancis.
Serangan
dimulai pada tanggal 21 Februari. Para
pemimpin Jerman memerintahkan serdadunya untuk “keluar dari parit mereka,”
namun tiap serdadu yang melakukannya justru telah tewas atau sekarat dalam sekitar
tiga menit. Meskipun penyerangan berlangsung tanpa henti selama berbulan-bulan,
Jerman gagal menduduki Verdun.
Secara
keseluruhan, kedua pihak kehilangan sekitar satu juta serdadu. Dan dengan
pengorbanan itu, garis depan hanya berhasil maju sekitar 12 kilometer. Satu
juta orang mati.
2. Balasan
Inggris
Inggris membalas serangan Jerman di
Verdun dengan Pertempuran Somme. Pabrik-pabrik di Inggris membuat ratusan ribu
selongsong meriam. Rencana Jendral Douglas Haig mendorong Pasukan Inggris untuk
menghujani dengan pengeboman terus-menerus selama seminggu penuh, yang diikuti
dengan serangan infanteri. Dia yakin mereka akan maju sejauh 14 kilometer di
hari pertama saja dan kemudian menghancurkan semua garis pertahanan Jerman
dalam satu minggu.
Serangan
dimulai pada tanggal 1 Juni. Pasukan meriam Inggris menggempur pertahanan
Jerman selama seminggu tanpa henti. Di akhir minggu tersebut, para perwira
Inggris memerintahkan serdadunya memanjat keluar dari parit. Namun, selama
pengeboman tersebut para serdadu Jerman berlindung dengan rapat di kedalaman
parit persembunyian mereka sehingga tidak terlumpuhkan dan menggagalkan rencana
Inggris. Begitu serdadu Inggris bergerak melintasi garis depan, serdadu Jerman
muncul menyerang mereka dengan senapan mesinnya. Sejumlah total 20.000 serdadu
Inggris tewas dalam beberapa jam pertama perang tersebut. Di dalam kegelapan
malam itu, daerah di antara dua garis pertempuran penuh dengan puluhan ribu
mayat dan juga serdadu yang terluka, yang mencoba merangkak mundur.
Pertempuran
Somme tidak berlangsung dua minggu seperti yang direncanakan Jendral Haig,
melainkan lima bulan. Bulan-bulan ini tidak lebih daripada pembantaian. Para
jendral bertubi-tubi mengirimkan gelombang demi gelombang serdadu mereka menuju
kematian yang telah pasti. Di akhir pertempuran, kedua belah pihak secara
keseluruhan telah kehilangan 900.000 prajuritnya. Dan untuk ini, garis depan
bergeser hanya 11 kilometer. Para serdadu ini dikorbankan demi 11 kilometer
saja.
2.4. Akhir Peperangan
Kekalahan
Jerman di Front Barat mengakibatkan kehidupan rakyat semakin bertambah susah.
Keadaan Jerman seperti ini menimbulkan gerakan dari kaum komunis (spartacis)
yang hendak menggulingkan pemerintahan. Jerman menghadapi serangan dua kali
yaitu dari pihak sekutu dan pemberontakan dari kaum komunis. Karena serangan
itu Jerman terpaksa menyerah pada tahun 1918. Hitler menamakan gerakan
spartacis itu sebagai tusukan pisau dari belakang punggung Jerman, yang
menyebabkan Kaisar Wilhelm II turun takhta dan pemerintahan dipegang oleh
Elbert (beraliran sosialis). Akhirnya, Jerman dijadikan republik dan
selanjutnya menyerah kepada pihak sekutu.
Sementara itu
di Austria timbul pemberontakan-pemberontakan yang dilakukan oleh kaum komunis
dan kaum Slavia, yang mengakibatkan Kaisar Karl (pengganti Kaisar Frans Joseph
II) terpaksa turun takhta tahun 1918 sehingga Austria-Hongaria menjadi
republik.
Setelah Perang Dunia I berakhir, baik negara-negara yang menang perang maupun yang kalah perang sibuk mengadakan perjanjian-perjanjian damai seperti : Perjanjian Versailles, Perjanjian St.Germain, Perjanjian Neuilly, Perjanjian Trianon, dan Perjanjian Sevres.
Setelah Perang Dunia I berakhir, baik negara-negara yang menang perang maupun yang kalah perang sibuk mengadakan perjanjian-perjanjian damai seperti : Perjanjian Versailles, Perjanjian St.Germain, Perjanjian Neuilly, Perjanjian Trianon, dan Perjanjian Sevres.
Pada tahun 1918, Perang Dunia I
akhirnya berakhir, setelah empat tahun serangan tanpa guna di tangan tentara
Jerman, Prancis, dan Inggris. Namun perdamaian ini, yang dinyatakan pada jam 11
pagi, hari kesebelas dari bulan kesebelas, tidak membawa kebahagiaan untuk
siapa pun. Ratusan ribu serdadu menjadi cacat. Sebagian lainnya terbukti tidak
mampu mengatasi dampak kejiwaan karena perang setelah tinggal di dalam parit
yang penuh dengan lumpur, kotoran, dan mayat.
Bentuk trauma
yang dikenal sebagai “shell shock” atau “kejutan bom” sangat umum di antara
para veteran perang, dan hal ini menyebabkan penderitanya mengalami serangan
ketakutan dan goncangan yang berat. Rasa takut akan dibom, yang mereka alami
setiap hari selama empat tahun berturut-turut, telah terukir di benak mereka.
Ada beberapa penderita yang merasa harus segera bersembunyi hanya karena kata
‘bom’ disebutkan. Beberapa veteran bahkan merasa ngeri setiap kali mereka
melihat seragam. Puluhan ribu serdadu juga kehilangan satu atau lebih anggota
badannya dalam perang ini. Serdadu ini adalah tentara yang mata, dagu, atau
hidungnya menjadi cacat selama pengeboman, sehingga topeng khusus diciptakan di
Eropa untuk menyembunyikan wajah mereka yang cacat.
2.5. Akibat yang
ditimbulkan oleh Perang Dunia I
Perang
merupakan pengerahan total segala kekuatan yang ada dan dimiliki oleh
negara-negara yang terlibat dalam Perang Dunia I telah membawa akibat yang
sangat luas dalam berbagi kehidupan, baik dalam bidang politik, ekonomi, dan sosial.
1. Akibat Perang Dunia I dalam Bidang
Politik maupun sosial budaya.
a. Timbulnya perubahan kekuasaan wilayah
Di bidang politik, pengaruh Perang Dunia I sangat terasa.
Wilayah kekuasaan negara-negara yang berperang mengalami perubahan. Jerman,
Austria, dan Turki menjadi repeblik dan wilayahnya menjadi sempit, selain itu
muncul negara-negara baru seperti Polandia, Finlandia, Cekoslowakia, Hongaria,
Mesir, Irak, Saudi Arabia, Syiria, Lebanon dan Austria.
b. Timbul
paham-paham politik
Paham-paham baru sebagai reaksi terhadap paham demokrasi
liberal yang tidak berhasil menghadapi kekacauan di beberapa negara Eropa
bermunculan. Di itali lahir paham fasisme yang diperkenalkan oleh Benito
Mussolini.
2. Akibat Perang Dunia I dalam Bidang
Ekonomi
Sistem ekonomi liberal yang dipandang menyulitkan diganti
dengan sistem ekonomi terpimpin yang banyak melibatkan kekuasaan negara. Hal
ini terjadi bukan hanya di negara-negara totaliter, akan tetapi juga di
negara-negara liberalseerti Amerika Serikat di bawah Presiden Roosevelt.
3. Akibat Perang Dunia I dalam Bidang
Sosial
Industri peralatan perang semakin maju dengan pesat
sehingga kaum buruh meningkat dan menduduki posisi yang semakin kuat.
Undang-undang sosial pun dikeluarkan di beberapa negara. Sementara itu, gerakan
emansipasi wanita mendapat sambutan yang menggembirakan kerena dalam peperangan
yang menjadi tenaga palang merah.
BAB III
PENUTUP
3.1 . Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat
disimpulan proses terjadinya
perang dunia 1:
1. Perang
parit menjadi strategi utama Perang Dunia Pertama. Selama beberapa tahun
berikutnya, bisa dikatakan, para serdadu hidup dalam parit-parit ini.
2. Lebih
dari 20 juta serdadu yang bertempur di Perang Dunia I mengalami keadaan yang
mengerikan di dalam parit-parit ini, dan sebagian besar meninggal.
DAFTAR PUSTAKA
·
www.google .com
·
wikipedia.com
No comments:
Post a Comment