Wednesday, September 18, 2013

laporan praktikum interferensi dan difraksi cahaya



BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Dengan melakukan percobaan Interferensi dan Difraksi Cahaya yang bertujuan membantu khususnya siswa/i dalam mempelajari sistem Interferensi Cayaha ini. Dengan menggunakan senter cahaya putih dan dilengkapi seng/kaleng yang dilubangi sebesar 5ml kita sudah dapat melalukan percobaan Interferensi ini. Siswa/i dituntut untuk mampu menguasai kurikulum, menguasai materi, menguasai metode, dan tidak kalah pentingnya guru juga harus mampu mengelola kelas sedemikian rupa sehingga pembelajaran berlangsung secara aktif, inovatif dan menyenangkan.
Namun ada hambatan untuk mempelajari Interferensi dan Difraksi Cahaya. Jika pada Interferensi, sering terjadi kesalahan pada kaleng/seng yang dilubangi (kebesaran/kesempitan) maka tidak akan muncul bayangan yang diinginkan, jika pada Difraksi, siswa/i harus dapat memainkan tangan untuk dapat membentuk cahaya pelangi. Disini siswa/i harus mengubah hambatan tersebut menjadi sebuah tantangan dalam pengelolaan dalam kerja sama agar terciptanya cara-cara efektif dan efisien sehingga nantinya akan mendapatkan hasil yang memuaskan.
1.2     Tujuan Percobaan
  • Mengamati terjadinya proses Interferensi Cahaya.
  • Menentukan panjang gelombang cahaya.
  • Membentuk cahaya pelangi dari kisi.

1.3    Manfaat Percobaan
·         Dapat mengetahui bagaimana terbentuknya pelangi
·         Dapat membuat cahaya  terang gelap dari pantulan sinar-sinar yang menyeramkan melalui interferensi.
·         Agar dapat mengamati terjadinya proses interferensi.
·         Agar dapat menentukan panjang gelombang cahaya.


BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian
            Interferensi cahaya adalah perpaduan antara dua gelombang cahaya. Agar interferensi cahaya dapat teramati dengan jelas, maka kedua gelombang cahaya itu harus bersifat koheren. Dua gelombang cahaya dikatakan koheren apabila kedua gelombang cahaya tersebut mempunyai amplitudo, frekuensi yang sama dan pada fasenya tetap.
            Ada dua hasil interferensi cahaya yang dapat teramati dengan jelas jika kedua gelombang tersebut berinterferensi. Apabila kedua gelombang cahaya berinteferensi saling memperkuat (bersifat konstruktif), maka akan menghasilkan garis terang yang teramati pada layar. Apabila kedua gelombang cahaya berinterferensi saling memperlemah (bersifat destruktif), maka akan menghasilkan garis gelap yang teramati pada layar. Marilah sekarang kita mempelajari peristiwa interferensi cahaya yang telah dilakukan percobaan/eksperimen oleh para ilmuwan terdahulu, seperti halnya Thomas Young dan Fresnell.  

1. Interferensi Cahaya pada Celah Ganda 
Percobaan yang dilakukan oleh Thomas Young dan Fresnel pada dasarnya adalah sama, yang membedakan adalah dalam hal mendapatkan dua gelombang cahaya yang koheren. Thomas Young mendapatkan dua gelombang cahaya yang koheren dengan menjatuhkan cahaya dari sumber cahaya pada dua buah celah sempit yang saling berdekatan, sehingga sinar cahaya yang keluar dari celah tersebut merupakan cahaya yang koheren.   Sebaliknya Fresnel mendapatkan dua gelombang cahaya yang koheren dengan memantulkan cahaya dari suatu sumber ke arah dua buah cermin datar yang disusun hampir membentuk sudut 180o, sehingga akan diperoleh dua bayangan sumber cahaya. Sinar yang dipantulkan oleh cermin I dan II dapat dianggap sebagai dua gelombang cahaya yang koheren.  Untuk menunjukkan hasil interferensi cahaya, di depan celah tersebut diletakkan layar pada jarak L maka akan terlihat pada layar berupa garis gelap dan terang. 
Garis terang merupakan hasil interferensi yang saling memperkuat dan garis gelap adalah hasil interferensi yang saling memperlemah. Hasil interferensi bergantung pada selisih jarak tempuh/ lintasan cahaya dari celah ke layar.  

2. Interferensi pada Selaput Tipis
Dalam kehidupan sehari-hari sering kita melihat adanya warna-warna pelangi yang terjadi pada gelembung air sabun atau adanya lapisan minyak di permukaan air jika terkena cahaya matahari. Hal ini menunjukkan adanya interferensi cahaya matahari pada selaput tipis air sabun atau selaput tipis minyak di atas permukaan air.

Interferensi cahaya terjadi dari cahaya yang dipantulkan oleh lapisan permukaan atas dan bawah dari selaput tipis tersebut.  Gambar tersebut melukiskan seberkas sinar monokromatik jatuh pada selaput tipis setebal D, pada lapisan atas selaput cahaya dipantulkan (menempuh lintasan AE) dan sebagian dibiaskan yang kemudian dipantulkan lagi oleh lapisan bawah menempuh lintasan ABC. Antara sinar yang menempuh lintasan AE dan ABC akan saling berinterferensi di titik P tergantung pada selisih jarak lintasan optik. 
Gambar 10. Selisih lintasan kedua berkas adalah d sin θdilukiskan sebagai berikut Interferensi maksimum terang :








Berdasarkan gambar di atas, selisih lintasan antara berkas S1dan d sin θ, dengan d adalah jarak antara dua celah.
Jadi interferensi maksimum (garis terang) terjadi jika
d sin θ = n λ, dengan n =0, 1, 2, 3, …

Pada perhitungan garis terang menggunakan rumus di atas, nilai n = 0 untuk terang pusat, n = 1 untuk terang garis terang pertama, n = 2 untuk garis terang kedua, dan seterusnya.
Gambar 11. Interferensi cahaya pada lapisan tipis
Seberkas cahaya jatuh ke permukaan tipis dengan sudut datang i. Sebagian berkas langsung dipantulkan oleh permukaan lapisan tipis (sinar a), sedangkan sebagian lagi dibiaskan dulu ke dalam lapisan tipis dengan sudut bias r dan selanjutnya dipantulkan kembali ke udara (sinar b).
Sinar pantul yang terjadi akibat seberkas cahaya mengenai medium yang indeks biasnya lebih tinggi akan mengalami pembalikan fase (fasenya berubah 180o), sedangkan sinar pantul dari medium yang indeks biasnya lebih kecil tidak mengalami perubahan fase. Jadi, sinar a mengalami perubahan fase  180o, sedangkan sinar b tidak mengalami perubahan fase. Selisih lintasan antara a dan b adalah 2d cos r.
Oleh karena sinar b mengalami pembalikan fase, interferensi konstruktif akan terjadi jika selisih lintasan kedua sinar sama dengan kelipatan bulat dari setengah panjang gelombang (λ). Panjang gelombang yang dimaksud di sini adalah panjang gelombang cahaya pada lapisan tipis, bukan panjang gelombang cahaya pada lapisan tipis dapat ditentukan dengan rumus:
λ = λ0/n.

Jadi, interferensi konstruktif (pola terang) akan terjadi jika
2d cos r = (m – ½ ) λ ; m = 1, 2, 3, …
dengan m = orde interferensi.
interferensi destruktif (pola gelap) terjadi jika
2d cos r = m λ ; m = 0, 1, 2, 3, …
            Difraksi cahaya adalah jika sebuah gelombang permukaan air tiba pada suatu celah sempit, maka gelombang ini akan mengalami lenturan/pembelokan sehingga terjadi gelombang-gelombang setengah lingkaran yang melebar di daerah belakang celah tersebut.
http://tienkartina.files.wordpress.com/2010/08/difraksi.jpg?w=529
Cahaya bila di jatuhkan pada celah sempit /penghalang, akan terjadi peristiwa difraksi. Adapun beberapa Peristiwa Difraksi :
1.      Difraksi Cahaya pada Celah Tunggal
Bila cahaya monokhromatik (satu warna) dijatuhkan pada celah sempit, maka cahaya akan di belokan /dilenturkan, seperti gambar berikut :
http://tienkartina.files.wordpress.com/2010/08/difraksi-22.jpg?w=529
Difraksi pada celah sempit, bila cahaya yang dijatuhkan polikhromatik (cahaya putih\banyak warna), selain akan mengalami peristiwa difraksi, juga akan terjadi peristiwa interferensi, hasil interferensi menghasilkan pola warna pelangi seperti dibawah ini :
http://tienkartina.files.wordpress.com/2010/08/difraksi-11.jpg?w=529
Gambar peristiwa difraksi pada celah tunggal
Apabila berkas cahaya jatuh pada celah tunggal, seperti pada gambar , akan dibelokan dengan sudut  belok θ. Pada layar akan terlihat pola gelap dan terang, Pola gelap dan terang
akan terjadi bila mengalami peristiwa interferensi.
2.2 Rumus
a.       Difraksi Cahaya
Minimun (gelap)
d sin θ = nλ; n = 1, 2, 3, ...
Maksimum (terang)       
d sin θ = (n- ½)λ; n = 1, 2, 3, ...

b.      Interferensi
·         Interferensi Maksimum (terjadinya pola terang )
d sin θn = (2n – 1) ½ λ      atau        d.p/l= (2n – 1) ½ λ ,      n = 1, 2, 3, ...
·         Interferensi Minimum (terjadi pola gelap)
·         d sin θn = (2n) ½ λ= nλ atau         d p/l  = (2n) ½ λ = n λ ,     n = 1,2,3 , ....

Dengan , dimana ;
d                      : lebar celah
θn                    : sudut belok
n                      : bilangan asli
λ                      : panjang gelombang
l                       : jarak celah ke layar
p                      : jarak antara dua terang atau gelap
2.3 Contoh Soal Interferensi dan Difraksi Cahaya
1. Interferensi Celah Tunggal
Cahaya monokhromatik dari sumber cahaya yang jauh datang pada sebuah celah tunggal yang lebarnya 0,8 mm dan jarak pusat terang ke gelap kedua adalah 1,80 mm  dan panjang gelombang cahaya 4800 A maka jarak celah ke layar adalah….
Penyelesaian
Diketahui : d = 0,8 mm , p = 1,8 mm, λ= 4800 A = 4,8 x 10-7 m, n = 2
Ditanyakan : l =….?
Jawaban :
d p/l  = (2n) ½ λ,     l = d p/ (2n) ½ λ,
l = 0,8 x 10-3 ( 1,8 x 10-3) / 2 .2.  1/2. 4,8 x 10 -7  = 1,5 meter

2. Difraksi cahaya
Seberkas sinar monokhromatik dengan panjang gelombang 5000Ao, datang tegak lurus pada kisi yang terdiri dari  5000 garis tiap cm, mka sudut belok pada orde terang ke 2 adalah….
Penyelesaian :
Diketahui : λ= 5000Ao= 5x 10-7 m,  d = 1/N  = 1 cm/5000, n = 2
Ditanyakan : θ =....?
Jawab :    d sin θ = (2n) ½ λ = n λ
0,01/5000 sin θ = 2 . 5.10-7
θ=  30°

BAB III
PROSES PERCOBAAN


3.1 Alat dan Bahan
Ø  Kisi
Ø  Senter cahaya putih
Ø  Seng/kaleng roti
Ø  Layar dari kertas putih
Ø  Mistar
Ø  Paku
Ø  Palu
Ø  Kerdus
Ø  Kayu
Ø  Pisau
Ø  Selotip
Ø  Gunting
3.2 Prosedur Percobaan
*      Langkah-langkah Kegiatan Difraksi, yaitu membuat cahaya pelangi :

1.      Persiapkan alat dan bahan
2.      Pertama pegang kisi (difraksi celah ganda)
3.      Arahkan senter cahaya putih ke arah kisi.
4.      Gerakkan kisi dan senter seiringan agar dapat menghasilkan cahaya pelangi.
5.      Amati warna-warna pelangi dari percobaan tersebut.
6.      Tunjukkan warna yang kamu peroleh dari percobaan tersebut kepada gurumu.

*      Langkah-langkah Kegiatan Interferensi, yaitu membuat cahaya terang gelap celah tunggal, celah ganda, lingkaran dan celah sembarang :

1.      Persiapkan alat dan bahan.
2.      Untuk percobaan celah tunggal, tutupi lubang yang lain dengan selotip hitam.
3.      Arahkan senter kecelah tunggal, setelah sudah mendapatkan cahaya terang gelap yang terbentuk, ukurlah d(lebar celah tunggal) ; p(jarak terang/gelap-n dari terang pusat) ; y(jarak terang/gelap pusat keterang/ gelap ke-n) ; λ(panjang gelombang) ; m(layar).
4.      Catatlah hasil pengamatan yang diperoleh.
5.      Tulislah nilai yang diperoleh.
6.      Untuk percobaan celah ganda, tutupi lubang yang lain dengan selotip hitam.
7.      Arahkan senter kecelah ganda, setelah sudah mendapatkan cahaya terang gelap yang terbentuk, ukurlah d(jarak kedua celah) ; p(jarak terang/gelap-n dari terang pusat) ; y(jarak terang/gelap pusat keterang/ gelap ke-n) ; λ(panjang gelombang) ; m(layar).
8.      Catatlah hasil pengamatan yang diperoleh.
9.      Tulislah nilai yang diperoleh.
10.  Untuk percobaan celah bulat, tutupi lubang yang lain dengan selotip hitam.
11.  Arahkan senter kecelah bulat, setelah sudah mendapatkan cahaya terang gelap yang terbentuk, ukurlah d(diameter celah) ; p(jarak terang/gelap-n dari terang pusat) ; y(jarak terang/gelap pusat keterang/ gelap ke-n) ; λ(panjang gelombang) ; m(layar).
12.  Catatlah hasil pengamatan yang diperoleh.
13.  Tulislah nilai yang diperoleh.
14.  Untuk percobaan celah sembarang, tutupi lubang yang lain dengan selotip hitam.
15.  Arahkan senter kecelah sembarang, setelah sudah mendapatkan cahaya terang gelap yang terbentuk, ukurlah d(jarak kedua celah) ; p(jarak terang/gelap-n dari terang pusat) ; y(jarak terang/gelap pusat keterang/ gelap ke-n) ; λ(panjang gelombang) ; m(layar).
16.  Catatlah hasil pengamatan yang diperoleh.
17.  Tulislah nilai yang diperoleh.




BAB IV
ANALISIS PERCOBAAN
·         Percobaan Difraksi, yaitu membuat pelangi :
Pada percobaan Difraksi cahaya, kami mendapatkan hasil yaitu tujuh warna pelangi dari kisi yang disorot dengan senter cahaya putih.

·         Percobaan Interferensi, yaitu celah tunggal : 
Diketahui :
d = 1 mm -> 1 x 10-3 m
l = 26 cm -> 26 x 10-2 m
p = 3 cm  -> 3 x 10-2 m
n = 6 terang dan 6 gelap
Ditanya :
λ....?
penyelesaian :

3 x 10-2 (1 x 10-3)
=
6 λ

26 x 10-2

3 x 10-5
=
6 λ

26 x 10-2

0,115 x 10-3
=
6 λ

6 λ
=
0,115 x 10-3

λ
=
0,115 x 10-3
=
0,019 x 10-3 m
6

·         Percobaan Interferensi, yaitu Celah ganda :
Diketahui :
d = 1 mm -> 1 x 10-3 m
l = 20 cm -> 2 x 10-3 m
p = 5 cm  -> 5 x 10-2 m
n = 8 terang dan 8 gelap
Ditanya :
λ....?
penyelesaian :
5 x 10-2 (1 x 10-3)
=
8 λ

2 x 10-3

5 x 10-6
=
8 λ

2 x 10-3

2,5 x 10-3
=
8 λ

λ
=
2,5 x 10-3
=
0,312 x 10-3 m
8

·         Percobaan Interferensi, yaitu Celah lingkaran :
Diketahui :
d = 1 mm -> 1 x 10-3 m
l = 20 cm -> 2 x 10-3 m
p = 2 cm  -> 2 x 10-2 m
n = 2 terang dan 2 gelap
Ditanya :
λ....?
penyelesaian :
2 x 10-2 (1 x 10-3)
=
2 λ

2 x 10-3

2 x 10-6
=
2 λ

2 x 10-3

1 x 10-3
=
2 λ

λ
=
1 x 10-3
=
0,5 x 10-3 m
2




BAB V
APLIKASI / PENERAPAN GERAK MELINGKAR
ü  ( Difraksi ) Kisi/celah banyak, sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari terutama untuk dinding bangunan.


http://tienkartina.files.wordpress.com/2010/08/images3.jpg?w=529
 
http://tienkartina.files.wordpress.com/2010/08/images4.jpg?w=529





ü   ( Difraksi ) pada laut dan jalanan





http://tienkartina.files.wordpress.com/2010/08/difraksi-7.jpg?w=419&h=310
 








ü  Difraksi oleh minyak dan DVD


 











ü  Interferensi



















BAB VI
PENUTUP

6.1. Kesimpulan
Ø  Bahwa tujuh warna pelangi dapat terbentuk akibat adanya peristiwa Difraksi cahaya.
Ø  Bayangan dapat terbentuk karena adanya peristiwa Interferensi cahaya.
6.2. Saran
Ø  Sebaiknya materi Difraksi dan Interferensi cahaya ini perlu dikaji dan dipahami lebih dalam, agar materi Difraksi dan Interferensi cahaya ini dapat dikuasai dengan sempurna oleh siswa.
Ø  Serta siswa juga dapat memecahkan persoalan tentang terjadinya pelangi dan pancaran sinar yang terjadi akibat pantulan oleh sinar dan celah yang membentuk bayangan aneh.
Ø  Dan praktikum fisika perlu dilakukan menyeluruh dan diterapkan dikehidupan sehari-hari.

No comments:

Post a Comment