/* Program Daftar Harga Buku
Melihat daftar harga-harga buku SMA */
#include<stdio.h>
int main()
{
int a, b, buku;
char z;
printf("\t\t =====================================\n");
printf("\t\t\tDaftar Harga Buku SMA 2013\n");
printf("\t\t =====================================\n");
do
{
printf("\nDaftar Harga Buku SMA\n");
printf("1. Fisika\n");
printf("2. Matematika\n");
printf("3. Biologi\n");
printf("4. Kimia\n");
printf("Masukan Pilihan Anda: ");
scanf("%d", &a);
printf("\n");
switch (a)
{
case 1:
printf("Buku Fisika\n");
printf("1. Kelas X\n");
printf("2. Kelas XI\n");
printf("3. Kelas XII\n");
printf("Masukan Pilihan Anda: ");
scanf("%d", &b);
if (b == 1)
printf("Harga Buku Fisika Kelas X: Rp 82.000\n");
else if (b == 2)
printf("Harga Buku Fisika Kelas XI: Rp 91.000\n");
else if(b == 3)
printf("Harga Buku Fisika Kelas XII: Rp 87.000\n");
else
printf("Masukan Pilihan Dengan Tepat\n");
break;
case 2:
printf("Buku Matematika\n");
printf("1. Kelas X\n");
printf("2. Kelas XI\n");
printf("3. Kelas XII\n");
printf("Masukan Pilihan Anda: ");
scanf("%d", &b);
if (b == 1)
printf("Harga Buku Matematika Kelas X: Rp 64.000\n");
else if (b == 2)
printf("Harga Buku Matematika Kelas XI: Rp 60.000\n");
else if(b == 3)
printf("Harga Buku Matematika Kelas XII: Rp 82.000\n");
else
printf("Masukan Pilihan Dengan Tepat\n");
break;
case 3:
printf("Buku Biologi\n");
printf("1. Kelas X\n");
printf("2. Kelas XI\n");
printf("3. Kelas XII\n");
printf("Masukan Pilihan Anda: ");
scanf("%d", &b);
if (b == 1)
printf("Harga Buku Biologi Kelas X: Rp 140.000\n");
else if (b == 2)
printf("Harga Buku Biologi Kelas XI: Rp 148.000\n");
else if(b == 3)
printf("Harga Buku Biologi Kelas XII: Rp 139.000\n");
else
printf("Masukan Pilihan Dengan Tepat\n");
break;
case 4:
printf("Buku Kimia\n");
printf("1. Kelas X\n");
printf("2. Kelas XI\n");
printf("3. Kelas XII\n");
printf("Masukan Pilihan Anda: ");
scanf("%d", &b);
if (b == 1)
printf("Harga Buku Kimia Kelas X: Rp 134.000\n");
else if (b == 2)
printf("Harga Buku Kimia Kelas XI: Rp 124.000\n");
else if(b == 3)
printf("Harga Buku Kimia Kelas XII: Rp 125.000\n");
else
printf("Masukan Pilihan Dengan Tepat\n");
break;
default:
printf("Masukan Pilihan Dengan Tepat\n");
}
printf("Apakah Anda ingin mengulangnya lagi? ");
scanf("%s", &z);
}
while (z == 'y' || z == 'Y');
printf("\"Terima Kasih\"");
printf("\n\n\n");
printf("\t\t\t == Program Selesai ==\n");
exit(0);
return 0;
}
Wednesday, December 11, 2013
Laporan Praktikum Titik Berat
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Sebagai mana diketahui bahwa salah
satu tujuan dari praktikum fisika ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan
kemampuan siswa perihal kesetimbangan benda tegar.Karena dalam pelaksanaan
praktikum fisika dasar ini siswa dapat dituntunun tuk dapat bekerja,
mengamati dan menyimpul kan sendiri secara langsung apa yang dilihat pada saat
praktikum dilaksanakan .
Dengan begitu siswa lebih dapat
mengetahui secara luas tentang titik berat suatu benda atau bangun seperti
segitiga ,jajar genjang ,juring, dan setengah lingkaran .Serta dapat menerapkan
konsep titik berat dalam kehidupan sehari-hari.
Dan dengan praktikum ini siswa
dituntut untuk mempelajari titik berat,serta menganalisis benda atau
bangun untuk menghitung titik berat dari
pada benda itu sendiri.
1.2
Tujuan
Percobaan
Terdapat
beberapa tujuan kami melakukan praktek lapangan ini adalah :
1.
Menghitung titik berat dari suatu
benda atau bangun.
2.
Mempelajari konsep titik berat dalam
kehidupan sehari-hari.
3.
Menentukan kesetimbangan pada suatu
benda atau bangun.
1.3
Manfaat
Percobaan
1.
Mengetahui titik berat dari suatu
benda atau bangun seperti segitiga, Jajar genjang,juring,dan setengah
lingkaran.
2.
Mengetahui benda apa saja yang
menerapkan konsep titik berat dalam kehidupan sehari-hari.
3.
Mengetahui dimana letak titik
kesetimbangan suatu benda atau bangun.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Pengertian
Titik Berat adalah, suatu titik
kesetimbangan suatu benda ataupun suatu bangun baik itu Panjang, maupun Luas,
dan Volume. Benda ukurannya
dapat diabaikan sehingga dapat digambarkan sebagai suatu titik materi disebut
partikel. Gerak yang terjadi pada partikel hanyalah gerak translasi. Gerak
translasi adalah gerak yang tidak menyebabkan gerak rotasi. Oleh karena itu satu-satunya syarat agar
suatu partikel seimbang adalah resultan
gaya yang bekerja pada benda tersebut sama dengan nol.
∑F = 0
|
Jika partikel terletak pada bidang x-y,maka suatu
kesetimbangan dapat ditulis :
∑Fx = 0 (Resultan
pada sumbu x)
∑Fy = 0 (Resultan
pada sumbu y)
|
Ketika partikel seimbang, partikel itu ada dalam keadaan
diam (Seimbang statis) atau bergerak dengan kecepatan konstan (Seimbang
dinamis).
Apabila ada 3 buah gaya yang seimbang, maka resultan 2
buah gaya akan sama besar dan berlawanan arah dengan gaya yang lain. Hasil bagi
setiap besar gaya dengan sudut sinus di seberangnya pun selalu bernilai sama.
Konsep Titik Berat
Semua benda
di bumi mempunyai berat. Berat suatu benda dapat dianggap terkonsentrasi pada
satu titik yang di sebut pusat gravitasi atau titik berat. Pada titik berat ini
gaya-gaya yang bekerja menghasilkan momen resultan sama dengan nol. Karena
itulah benda yang di tumpu pada titik beratnya akan berada dalam keseimbangan
statik. Dengan kata lain titik berat adalah titik tangkap dari semua gaya
yang bekerja. Contoh berikut ini menunjukkan bagaimana menentukan letak
resultan gaya yang sejajar.
Nah setelah
mempelajari bagaimana mencari letak resultan gaya sejajar yang bekerja pada
benda marilah kita lihat bagaimana letak resultan gaya yang bekerja pada sebuah
benda homogen berbentuk tak beraturan berikut ini.
Benda dengan berat w tersusun atas
partikel-partikel dengan berat w1, w2, w3,
.... yang terletak pada koordinat (x1,y2,z3),
(x2,y2,z2), (x3,y3,z3)
dan seterusnya.
·
Titik Berat bentuk
benda homogen berbentuk garis (1 dimensi) dan letak titik beratnya.
·
Titik berat
benda-benda homogen berbentuk luasan (dua dimensi)
Jika
tebal diabaikan maka benda dapat dianggap berbentuk luasan (dua dimensi), dan
titik berat gabungan benda homogen berbentuk luasan dapat ditentukan dengan
persamaan berikut:
·
Titik berat
benda-benda homogen berdimensi tiga
Letak
titik berat dari gabungan beberapa benda pejal homogen berdimensi tiga dapat
ditentukan dengan persamaan:
2.2. Contoh Soal
1.
Empat buah gaya masing-masing F1
= 20N, F2 = 30N, F3 = 40N dan F4 = 10N bekerja
pada sepanjang sumbu x seperti gambar berikut. Tentukanlah letak resultan
keempat gaya tersebut!
2.
Sebuah
karton berbentu huruf L dengan ukuran seperti pada gambar di bawah ini!
Tentukan koordinat
titik berat karton tersebut!
JAWAB :
1.
Jawab:
gaya F1= 20 N dengan x1=-1m
gaya F2=30 N dengan x2=1m
gaya F3=40 N dengan x3=2m
gaya F4= 10 N dengan x4=3m
Letak Resultan keempat gaya
tersebut dapat di tentukan dengan persamaan
2.
Jawab :
BAB
III
PROSEDUR
PERCOBAAN
3.1.
Alat dan Bahan
·
Statif
·
Kertas Karton
·
Pensil
·
Rol
·
Gunting
·
Jangka
·
Alat Pemberat
·
Benang
3.2.
Prosedur Kerja
·
Membuat
bangun-bangun dengan ukuran yang sudah ditentukan seperti segitiga sembarang,
jajar genjang, busur setangah lingkaran, dan juring dari karton.
·
Cucukkan
benang pada setiap ujung bangun lalu beri pemberat pada bangun tersebut untuk
mentukan dimana letak titik berat benda tersebut.
·
Gantungkan
bangun yang telah dicucukkan benang dan diberi pemberat pada statif.
·
Perhatikanlah
dimana benang itu berhenti pada areal bangun tersebut.
·
Berilah garis
untuk menandai dimana benang tersebut berhenti.
·
Mengulanginya
sebanyak 3kali atau lebih mendapatkan titik tengah yang benar pada setiap
bangun, sehingga bangun tersebut dapa digantung dengan setimbang.
3.3.
Gambar
Percobaan
BAB IV
ANALISIS PERCOBAAN
BAB VI
PENUTUP
6.1. Kesimpulan
1. Benda luasan apa
pun baik yang beraturan maupun tidak beraturan ,memiliki titik berat dan pusat
massa. Hal tersebut tidak mungkin akan sama letaknya antara satu sama lain.
Walaupun, benda yang diamati sama yakni benda beraturan namun tidak akan sama
antara garis berat ,misal : segitiga dan bujursangkar , tidak akan di peroleh
letak yang sama walapun keduanya benda beraturan.
2. Pusat massa( titik berat ) adalah titik perpotongan
antara garis yang telah dihubungkan oleh tiap – tiap sisi yang merupakan pusat
gravitasi.
6.2. Saran
1. Dalam melakukan
percobaan kita harus berhati-hati dalam menggunakan alat dan teliti.
2. Seharusnya tiap
kelompok lebih cepat untuk menyelesaikan praktek sesuai dengan waktu yang
ditentukan oleh guru pembimbing.
3. Seharusnya ketua
dari tiap kelompok dapat menenagkan setiap anggotanya agar tidak rebut dan
mengganggu kelompok lain.
DAFTAR PUSTAKA
Wednesday, September 18, 2013
laporan gravitasi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Adapun
latar belakang kami melakukan praktikum atau percobaan ini ialah bertujuan
untuk mengetahui perhitungan gravitasi bumi
di Lubuk Pakam yaitu di SMA Negeri 2 L.Pakam. Agar setiap siswa mengetahui
bagaimana cara menghitung gravitasi bumi
dan agar menambah minat siswa dalam proses pembelajaran dalam bidang gravitasi bumi,
dan melaksanakannya sesuai dengan Kurikulum Berbasis Kompetensi. Latar
belakang lain ialah agar siswa dapat lebih kreatif dalam mengembangkan pola
pikir dalam praktik lapangan.
1.2
Tujuan
Percobaan
Terdapat
beberapa tujuan kami melakukan praktek lapangan ini adalah :
1. Menghitung gravitasi yang ada di Lubuk Pakam terutama gravitasi di SMA N
2 L.Pakam.
1.3
Manfaat
Percobaan
1.
Untuk
mengetahui gravitasi yang ada di SMA N 2 L.Pakam
2.
Untuk
mengetahui cara perhitungan gravitasi bumi
3.
Untuk
mengetahui bahwa gravitasi bumi kesegala arah
4.
Dapat
menumbuhkan semangat belajar siswa/i dengan cara melakukan
praktikum
5.
Dapat menjawab
segala keraguan yang timbul dalam benak siswa/i
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Gravitasi
gravitasi ada gaya tarik menarik yang terjadi
antara semua partikel yang mempunyai massa di alam semesta Fisika modern
mendeskripsikan gravitasi menggunakan teori relativitas umum dari Einstein,
namun hukum gravitasi universal newtonyang lebih sederhana merupakan hampiran
yang cukup akurat dalam kebanyakan kasus.
Sebagai contoh,bumi yang memiliki massa
yang sangat besar menghasilkan gaya gravitasi yang sangat besar untuk menarik
benda-benda di sekitarnya, termasuk , dan benda-benda dan makhluk hidup yang
ada di bumi. Gaya gravitasi ini juga menarik benda-benda yang ada di luar
angkasa, seperti bulan,meteor dan benda angkasa lainnya, termasuk satelitbuatan
manusia.
Beberapa teori yang belum dapat
dibuktikan menyebutkan bahwa gaya gravitasi timbul karena adanya partikel
gravitron dalam setiap atom.
2.2.Hukum
Gravitasi Universal Newton
Artikel
utama untuk bagian ini adalah: Hukum gravitasi
universal Newton
Hukum gravitasi universal Newton
dirumuskan sebagai berikut:
Setiap massa titik menarik semua massa titik lainnya
dengan gaya segaris dengan garis yang menghubungkan kedua titik. Besar gaya
tersebut berbanding lurus dengan perkalian kedua massa tersebut dan berbanding
terbalik dengan kuadratjarak antara kedua massa titik tersebut.
F adalah besar dari gaya gravitasi antara kedua massa titik tersebut
G adalah konstanta gravitasi
m1 adalah
besar massa titik pertama
m2 adalah
besar massa titik kedua
r adalah jarak antara kedua massa titik, dan
g adalah percepatan gravitasi =
Dalam sistem internasional , F diukur (N), m1
dalam newton m2 dalam kilograms(kg), r dalam meter
(m), dsn konstanta G kira-kira sama dengan 6,67 × 10−11 N m2
kg−2.
Dari persamaan ini dapat diturunkan
persamaan untuk menghitung Berat. Berat suatu benda adalah hasil kali massa benda
tersebut dengan percepatan gravitasi bumi. Persamaan tersebut dapat dituliskan
sebagai berikut: W = mg. W adalah gaya berat benda
tersebut, m adalah massa dan g adalah percepatan gravitasi..
BAB III
PROSES
PERCOBAAN
3.1 Alat Dan Bahan
Ø
Bandul 1 buah
Ø
Benang
Ø
Statif
Ø
Penggaris
Ø
Stopwatch
3.2. Prosedur Percobaan
1.
Percobaan I
·
Masukkan benang ke dalam lubang
bandul dan ikat ujung bandul tersebut.
·
Mengukur benang sepanjang 30
cm, kemudian gantungkan bandul pada statif
·
Mengatur sudut benang sekitar
100
·
Siapkan stopwatch
·
Pegang bandul dengan sudut 100
tadi, kemudian lepaskan, dan stopwatch pun di nyalakan
·
Dan hitung gerakan bandul
sebanyak 10 periode dan lihat waktu yang dihasilkan.
2.
Percobaan II
·
Masukkan benang ke dalam lubang
bandul dan ikat ujung bandul tersebut.
·
Mengukur benang sepanjang 60
cm, kemudian gantungkan bandul pada statif
·
Mengatur sudut benang sekitar
100
·
Siapkan stopwatch
·
Pegang bandul dengan sudut 100
tadi, kemudian lepaskan, dan stopwatch pun di nyalakan
·
Dan hitung gerakan bandul
sebanyak 10 periode dan lihat waktu yang dihasilkan.
3.
Percobaan III
·
Masukkan benang ke dalam lubang
bandul dan ikat ujung bandul tersebut.
·
Mengukur benang sepanjang 1 m,
kemudian gantungkan bandul pada statif
·
Mengatur sudut benang sekitar
100
·
Siapkan stopwatch
·
Pegang bandul dengan sudut 100
tadi, kemudian lepaskan, dan stopwatch pun di nyalakan
·
Dan hitung gerakan bandul
sebanyak 10 periode dan lihat waktu yang dihasilkan
BAB IV
ANALISIS PERCOBAAN
1. Percobaan I
Dik :
l = 30 cm = 0,3m
10 T = 11,2s
T =
= 1,12s
Dit : ?
Jawab :
1.
Dik : l1 =
30 cm
10 T = 11 sekon
T = sekon
= 1,1 sekon
T =
g1 = 2.l1
T12
= 42.0,3
(1,1)2
= 4.
(3,14)2.0,3
(1,21)
= 9,7 2
KP1 = gt –
gp1 x 100%
gt
= 9,8 – 9,7 x 100%
9,8
= 0,1 x 100%
9,8
=
1,02%
2.
Dik : l2 = 60
cm
10 T = 16 sekon
T =
= 1,6 sekon
T = 2
g2 = 42.l2
T2 2
= 4. (3,14)2.0,6
(1,6)2
= 23,6
2,56
= 9,2 2
KP2 = gt – gp2
x 100%
gt
= 9,8 – 9,2 x 100%
9,8
= 0,6 x 100%
9,8
= 6,12%
3.
Dik : l3
= 1 m
10 T = 20 sekon
T =
T = 2
g3 =
42. l3
T32
= 4. (3,14)2.1
(2)2
= 39,4
4
= 9,8 2
Kp3 = gt – gp3
x 100%
gt
= 9,8 – 9,8 x 100%
9,8
= 0
9,8
= 0%
Gravitasi rata – rata
g = g1 + g2
+g3
3
= 9,7 + 9,2 + 9,8
3
= 28,7
3
= 9,56 2
BAB V
APLIKASI/PENERAPAN GRAVITASI
Diketahui massa bulan 7,35 x 1022 kg, massa bumi 5,98 x 1024 kg dan massa matahari adalah 1,99 x 1030 kg. Hitunglah gaya total di bulan yang disebabkan oleh gaya gravitasi bumi dan matahari ? anggap saja posisi bulan, bumi dan matahari membentuk segitiga siku-siku. Oya, jarak bumi-bulan 3,84 x 108 m dan jarak matahari-bulan 1,50 x 108 km (1,50 x 1011 m).
Keterangan Gambar :
b = bulan, B = bumi dan M = matahari
Panduan jawaban :
Gaya total yang bekerja pada bulan akibat gravitasi matahari dan bumi kita hitung menggunakan vektor. Sebelumnya, terlebih dahulu kita hitung besar gaya gravitasi antara bumi-bulan dan matahari-bulan.
Besar gaya gravitasi antara bumi-bulan :
Besar gaya gravitasi antara matahari-bulan.
Gaya total yang dialami bulan dapat dihitung sebagai berikut :
GAMBAR APLIKASI
GRAVITASI BUMI
1.
satelit
2.
Bumi
3.
Buah jatuh
Gambar percobaan 1
Gambar
percobaan 2
Gambar
percobaan 3
BAB VI
PENUTUP
6.1.
Kesimpulan
Ø Suatu benda
yang bergerak melingkar memiliki dua gerakan yaitu........
Ø Penyebab
benda bergerak melingkar karena ada gaya
sentripetal yang arahnya selalu menuju pusat lingkaran.
Ø Hubungan
antara kecepatan sudut dan kecepatan linear
Ø Perubahan
besar percepatan tangensial dan percepatan sentripetal.
6.2. Saran
1. Setiap ketua kelompok harus memberikan tugas
kepada masing – masing anggotanya,
sehingga para anggota dapat melaksanakan tugas yang telah diberikan dan hasil
laporan pun selesai tepat waktu.
2. Pada saat melakukan praktikum, sebaiknya para siswa lebih fokus terhadap
materi yang akan dipraktekkan sehingga siswa lebih mudah memahami materi yang akan dipraktekkan.
Subscribe to:
Posts (Atom)
Segitiga sembarang
Dik : tinggi segitiga sembarang = 14 cm
t. praktek = 4,8 cm
Dit : a. y0
b. Kesalahan praktek ( Kp )
jawab :
y0 = 1/3 tinggi
= 1/3 14 cm = 4,66 cm
Kp = (tt-tp)/tt x 100%
= (4,66-4,7)/4,66 x 100%
= 0,24/4,6 x 100%
= 0,85%
Percobaan 2
Jajargenjang
Dik : tinggi jajar genjang = 13,5 cm
t. praktek = 6,7 cm
Dit : y0
Kp ( kesalahan praktek )
Jawab :
Y0 = 1/2 t
Y0 = 1/2 13,5 cm
y0 = 6,75 cm
Kp = (tt-tp)/tt x 100%
= (6,75-6,7)/6,75 x 100%
= 0,05/6,75 x 100%
= 0,74 %
Percobaan 3
Setengah lingkaran
Dik : t. setengah lingkaran = 14 cm
t. praktek = 5,9 cm
Dit : y0
Kp (kesalahan praktek)
Jawab :
y0 = 4r/3π
y0 = 56/9,42
= 5,9cm
Kp = (tt-tp )/tt x 100%
= (5,9-5,9)/5,9 x 100%
= 0 %